Tak ada cahaya disini. Yang ada cuma gelap.
Dan bagaimana bisa ada cahaya?
Sekalipun ada, toh aku tak bisa melihatnya.
Aku telah lama buta.
Mungkin mata coklatku belum buta sepenuhnya,
Tapi hatiku sudah. Hatiku buta karena
Ketakutanku terhadap semuahal disekelilingku.
Hatiku buta oleh keadaan yang memaksa kebutaannya.
Hatiku buta terhadap takdirku.
Dan juga aku sudah lama membutakan diriku ----
Sudah lama menghapuskan harapanku untuk
Biasa menjadi biasa lagi.
Takdirku menggiringku pada sesuatu yang tak
Pernah terjadi pada semua umat manusia, karenanya aku
Bisa mengatakan diriku ini hanyalah binatang buangan.
Kau tahu binatang buangan itu kan?
Ia sudah binatang dan dibuang pula !!
Dan kali ini aku adalah makhluk itu.
Ini adalah takdirku.
Aku tahu jalan hidupku memanglah jalan gelap ini.
Dan aku sudah menyerah untuk mencari cahaya lagi.
Bagaimanapun orang, ia akan menjadi apa yang
Digariskan takdirnya.
Dan mungkin aku kurang beruntung, karena takdirku
Adalah sesuatu yang secepat yang ia bisa menggiringku
Pada kesengsaraan.
****
Bagaimana Tuhan memandangnku?
Apakah Dia masih melihatku sebagai salah seorang
makhlukNya, yang sudah tidak bisa menggulangi
semua cobaan yang Dia berikan?
Atau apakah aku memang sekuat itu ----
Hingga ini semua tak jua berhenti ??
Kenapa satu-satunya harapan terakhirku kini
Sudah memudar? Dan hilang, tertelan kegelapan?
Sungguh --- kalau begitu di dunia ini tak ada apa
Yang disebut cahaya. Jika masalah sudah
Membentur pada klimaksnya --- habislah sudah.
Sekuat apapun kau mencobanya kau tidak bisa
Memecahkannya.
Dan dengan itu, satu-satunya jalan adalah kabur. Lari.
Mungkin dari hidup ini.
Mungkin walau harus menentang takdir.
****
from funfiction.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar