Bintang gemerlap berbahterakan angin malam
Cuma itu yang menghiasi kesadaranku
Selain wajahmu yang selalu kutunggu kenyataannya
Di balik semua waktu yang terus kutahan saat tak bisa bertemu pandang langsung denganmu
Aku duduk di depan meja belajarku. Tidak tahu apa lagi yang harus kulakukan.
Belajar, sudah lelah.
Tidur, mataku belum mengantuk.
Apa yang bisa kulakukan?
Argh ... Malah wajahmu lagi yang muncul di benakku. Kenapa kau selalu muncul dalam pikiranku, kapanpun, dimanapun?
Kenapa kau menggangguku dengan cara seperti itu? Aku muak. Muak karena kau dengan pengecutnya tak pernah muncul secara nyata di depan mataku lagi.
Kau tak tahu betapa menderitanya aku tanpa kehadiranmu, meski tak ada yang tahu itu.
Di setiap malam, aku susah tidur karena mengkhawatirkan dirimu yang tak kunjung memberi kabar. Kenapa kau pergi begitu lama? Kenapa kau tak pernah lagi menyapaku secara langsung?
Di setiap pagi, aku rindu tingkah lakumu.
Di setiap siang, aku teringat candaanmu yang bisa menghilangkan kantukku di tengah pelajaran yang membosankan.
Di setiap sore, aku tak bisa berhenti merenungkan rasa yang kumiliki akan dirimu.
Angin yang merasuk ke telingaku membisikkan namamu
Lagi dan lagi
Bintang di sana ingatkanku pada matamu saat menatapku
Tapi kau berbeda dengan bintang itu
Bintang itu tak pernah henti menyapaku di setiap hari, meski hanya dalam malam
Sedangkan kau?
Selentingan kabar pun tak lagi kudengar tentangmu
Kamu, Kamu dan Kamu lagi.
Kapan aku bisa lepas darimu?
Atau kapan aku dapat melampiaskan dan menumpahkan rinduku padamu?
Kau tak pernah lagi datang padaku
Hanya sebegitu mudahnyakah seorang teman lama terlupakan?
Atau diriku tak bisa lagi menanggapi hatimu?
Apa salahku? Hingga kau tak lagi datang kembali? Apa aku pernah menyakitimu?
Tak aku tahu lagi seberapa banyak air mataku yang menetes karena dirimu. Kau kejam! Kau jahat!
Tapi biar bagaimanapun, karena tak juga aku bisa melupakanmu?
Kau racun bagiku!
Bisakah kembali datang masa dimana aku bisa menatapmu langsung?
Adakah lagi waktu dimana aku tak lagi menggerus hatiku dengan air mata?
Aku lelah. Aku lelah menunggu. Terkadang aku tak bisa menahan rasa rinduku padamu, hingga memaksaku untuk menangis, meruntuhkan tekadku untuk menjadi wanita yang kuat dan tegar.
Aku ingin lari dengan kenyataan ini, ingin pergi dari kesedihan yang mengurungku.
Tapi obat yang bisa membawaku lari hanya dirimu!
Sedangkan dirimu? Pergi entah kemana.
Tak kutemukan jawaban
Tak tahu aku dimana jalan keluarnya
Jalan keluar berapa jawaban kenapa kau pergi
Tapi,
Aku akan menunggumu
Menunggumu datang lagi padaku
Untuk memberi jawaban
Kan kutunggu,
Dan kuberi keputusan
Apakah aku tetap setia padamu atas jawaban yang akan kau berikan
Tapi, bagaimanapun aku tak bisa lepas darimu.
Ya, akan kutunggu saat itu. Saat dimana kau kembali.
Pada saat itu, jelaskanlah padaku ...
Perasaanmu ....
Aku akan setia berdiri disini.
END
from funfiction.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar